Curhat Emak, Dunia Penulis

Menertawakan Kemalasan

Kalau menurutku, musuh utama penulis adalah malas. Nggak bisa disebut penulis kalau malas nulis. Kapan selesai tulisannya? Masa cuma wacana doang? Emang orang-orang bisa baca pikiran kita? Pindahin dong ke laptop, itu lebih menyebar dan bermanfaat. Saat ini aku lagi malas level dewa.

Awalnya karena rehat, capek dan bosan menulis. Dikit-dikit aku mulai meninggalkan tugas kelas, lama kelamaan bener-bener nggak bisa nulis. Awalnya menikmati, merasa bebas. Tapi begitu melihat pencapaian teman-teman, aku gigit jari. Mulai belajar nulis lagi. Kecepatan merangkai kata nggak selincah dulu. Ternyata aku tak sendiri, teman-teman di grup Merah Jambu dulu juga merasakan hal yang sama.

Tak perlu menyalahkan faktor luar dari kemalasan ini. Iya sih, peluang semakin sedikit. Majalah dan koran tak memuat banyak tulisan per minggunya. Tapi bukankah masih ada penerbit? Masih ada blog? Kok males sih? Mau duit nggak? #eh

Motivasi menulis memang berbeda. Kalau aku, selain memang passion, aku juga butuh duit. Biasanya, semakin aku bokek, semakin kenceng aku nulis. Lha, setahun belakangan, bokek nggak bokek aku malas terus. Chat sama mbak Yayan, kesibukanku maih biasa. Masih ngajar, ngasuh anak, trus bedanya apa dengan dulu? Malah sekarang lebih luang, aku bisa nulis saat Nurul sekolah seperti ini.

Kemarin Kalya Innovie dan Ruri Ummu Zayyan menulis status tentang kemalasan ini. Aku komen menertawakan, tapi lama-lama mikir, mau sampai kapan aku begini? Mau sampai kapan kemampuan menulisku tak berguna? Sampai malam, aku merenung terus. Ajakan teman-teman untuk membuat grup menulis, tidak aku tanggapi. Karena menulis untuk diri sendiri saja aku tidak bisa.

Perenungan itu berakhir dengan statusku, bahwa menulis itu dari diri sendiri. Bukan dari grup. Baiklah, aku akan menulis, dan terus menulis. Ini tulisan pertamaku melawan kemalasan. Semoga aku kembali rutin menulis.

Iklan

2 tanggapan untuk “Menertawakan Kemalasan”

  1. Yah, Uni. Haha…

    Eh tapi memang bener, semua balik ke diri sendiri. Kalau grup kembali aktif juga nggak ada jaminan anggotanya bakal lebih rajin. Paling yang aktif yang itu-itu saja, dan aku nggak termasuk *tutup muka

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s