Curhat Emak

Butuh Piknik

Apa jadinya jika kepala seorang Ibu mulai berasap dengan pekerjaan yang bejibun? Berputar-putar itu-itu saja? Pasti lelah lahir batin, stress, ngomel, marah, dan semua yang berbau negatif gampang keluar tanpa bisa dicegah. Itulah aku saat ini. Aku berada dalam titik terendah dalam segala hal. Aku menjadi Ibu yang buruk, penulis yang tidak produktif…. Ah.. Sudahlah.

Aku hanya lelah. Tapi entah pada siapa aku bisa menyampaikan rasa ini agar mudah dipahami. Penulis bukanlah pekerjaan yang familiar di keluargaku. Aku dianggap menulis sekedar nyambi, nggak perlu fokus, yang utama adalah anak. Oh… Andai mereka tahu, kadang aku nggak fokus dengan celotehan anak karena sibuk meramu ide di kepalaku. Tapi semua tersimpan manis dalam kepala, aku tak bisa mengeksekusi ide karena keterbatasan waktu.

Iya aku butuh dukungan. Aku butuh dijauhkan dari anak beberapa saat saja. Agar aku bisa tenang dan menyampaikan ideku yang meledak-ledak dalam tulisan. Tapi semua hanya mimpi. Tak ada yang mendukungku. Aku tak punya ART, semua dikerjakan sendiri. Aku punya suami yang lebih sering LDR dari pada di rumah. Aku kehabisan waktu dan tenaga, otomatis menulis bukan lagi priorotas.

Aku mencoba keluar sejenak dari kebutuhan menulis. Akku lupakan angan-angan menulis setiap hari dan dimuat setiap minggu. Aku lupakan target media yang kutuju. Aku bunuh mimpi menjadi seorang penulis. Aku cari kesenangan lain, menjahit dan membuat kue. Tapi aku masih tetap rindu menulis.

Saat itulah aku sadar. Aku menulis karena butuh. Aku butuh menyampaikan pemikiran sebagai terapi agar tak terasa menjadi orang yang paling menderita sedunia. Biarlah tak ada dukungan, toh dari dulu dukungan itu juga tidak maksimal. Aku kurang piknik. Iya, aku butuh piknik. Cuma saat ini tidak mungkin. Aku terkurung di rumah bersama tangisan anak berantem dan rumah yang berantakan. Bahkan untuk berbelanja ke pasar saja aku tak pernah. Kebayang kan, betenya aku? Dan aku marah!

Baiklah. Cukup sekian curhat geje kali ini. Mungkin ini tulisan yang paling memuakkan. Aku menyalahkan hal-hal di luar kendaliku. Dan semua itu tak bisa kuperbaiki.

4 tanggapan untuk “Butuh Piknik”

Tinggalkan Balasan ke Naqiyyah Syam Batalkan balasan