Akhir-akhir ini aku mulai malas menulis. Dulu apa saja bisa jadi ide, dan aku langsung eksekusi di hape. Salin ke lepi dan edit sedikit lalu send. Tapi sekarang rasanya melihat cerpen anak malah membuatku semakin malas. Padahal teman-teman kelas menulisku sudah menulis tiap hari, aku masih saja malas-malasan.
Aku mulai disadarkan teman-teman, dikasi semangan pompom girls yang semua emak-emak. Aku mulai menilai diri sendiri, apa kira-kira yang salah dengan diriku. PAdahal dulu aku paling banyak mengirim cernak dalam sebulan, sekarang aku sudah menyerah duluan.
Salah satu kesalahanku, aku buka novel dewasa saat aku belajar cernak. Otomatis aku susah mengumpulkan nyawa anak-anak lagi dalam cerpenku. Hasilnya terasa garing dan krenyes. *apasih. Padahal menulis cernak, kau harus menemukan jiwa anak-anakmu. Mulailah aku tutup novel dan belajar lagi menjadi anak-anak.
Selain itu, sebab aku malas karena inetku lancar jaya, dan aku puas ngakak dengan follow akun lucu di sosmed. Seharian senam jari terus geser-geser. Tahu-tahu sudah malam dan tidur. Tugas menulispun terabaikan.
Ah, aku selalu menyalahkan kondisi. Padahal dari dulu inetku selalu cepat tak ada masalah. Tiangnya di niat dan motivasi. Sepertinya aku kecanduan sosmed, dan beraaaaat rasa meninggalkannya. Hiks…
Sekarang aku baru mulai mengurangi menengok sosmed sedikit-sedikit. Semoga aku bisa seperti dulu lagi. Balapann nulis dan pamer honor ke teman-teman. Tak ada rasa iri, karena kami saling menyemangati.
Aku menulis untuk Nurul anakku. Aku akan berikan yang terbaik, cerita bermutu dan membelikannya mainan dari honorku. Rasanya puas bisa memberi sesuatu buat anak dengan hasil keringat sendiri.
Makasi teman-temanku. Semangat yang kalian tularkan membuatku tersadar sedikit demi sedikit. Tak boleh candu sosmed lagi. Tak boleh buang waktu lagi. Mari menulis. Semoga persahabatan kita terus terjaga.
Novia Erwida 