Hp pertamaku (lebih tepatnya punya ayahku) Nokia 3210 warna abu-abu. Beli second, hpnya berat dan batrenya sudah bocor. Belum ada yang sanggup beli hp baru waktu itu, kecuali orang kaya. Tapi karena yang punya hp waktu itu masih sedikit, Nokia-ku tetap keren dibanding telepon kabel. π Belinya Rp. 600.000,- ditambah kartu perdana Rp. 200.000,- dengan pulsa isi Rp. 100.000,- Muahal banget kan? Harga kartu sekecil itu Rp. 100.000,- dibandingkan dengan kartu perdana sekarang, Rp. 2000,-Β sudah bisa beli kartu.

HP monokrom, monophonic dan bunyinya melengking. Semakin berbunyi semakin bagus. Teman kuliah jadi tahu kalau aku punya hp, dan bisa saling tukar nomer. Padahal untuk 1 sms mahal banget, Rp. 350,- untuk sesama operator dan Rp. 500,-Β beda operator. Memory phone book cuma 100 kontak, sms cuma 20 buah. Kantong bocor kalau sering nelpon dan sms. Jadi hp sering dipakai untuk main game dan ngecas berulang-ulang. π
Dulu aku dan adikku sering bikin lagu yang diambil dari majalah. Apa sih namanya, kita pencet Teeet… Tiiiit… dan lama-lama jadilah nada lagu yang dimaksud. Bikinnya lama banget. Dan kalau lagu yang diputar semakin ngetren, teman-teman juga sering nyontek dan di kampus segerombol teman bisa Teeet… Tiiit… melulu. Hanya untuk satu lagu bisa menghabiskan setengah jam. *Buang waktu.
Waktu itu yang punya hp kamera dipandang keren, padahal kameranya biasa dan kalau dicetak berwarna buram. Maklumlah, kamera digital belum ada, waktu kuliah aku masih pakai kamera yang ada filmnya. Jadi punya hp yang bisa bunyi sudah satu kebanggaan bagiku. Hp cuma buat nelpon dan sms. Kalau mau ngenet, ya ke warnet. Perjam Rp. 5000,-. *Coba tebak aku lahir di zaman apa?
Aku sering ganti casing yang mirip hp keluaran terbaru. Mirip hp kamera, gitu. Teman-teman memandang takjub, dan saat dipegang terasa berat hpku dan bentuknya yang jadi-jadian itu terbongkar. Malangnya lagi, dengan berganti casing, hpku jadi tak berfungsi. Keypadnya salah tangkap. Yang dipencet ini, keluar ono. Akhirnya aku merelakan hpku kembali ke bentuk semula. Lebih pas dan nyaman. Dimana-mana operasi plastik itu emang nggak baik.
Sekarang baru kusadar kalau dulu aku norak banget. π Kini semua serba cepat dan murah. Mau kirim lagu atau video, hanya dalam hitungan detik jadi deh. Ada akses internet cepat. Walaupun hp pertamaku menghembuskan nafas terakhir setelah 3 tahun pemakaian, aku bersyukur bisa pegang hp itu untuk diceritakan ke anak cucu kelak. *Buat apa??
kalo sekarang..hp bagus canggih murah
tapi kalo mau dijual harga anjlok..
kadang ada yang lebih murah dari harga baju..fyuuh
Iya mbak, makin lama makin murah.
Iya banget, kini hape kayak kacang goreng, dimana-mana orang pakai hape … π
mampir ya ke cerita hapeku – Tx
Okeh π
Ga nemu blognya π¦
Eh kok sama ya. Hape saya yang pertama juga Nokia 3210 yang saya beli seharga 260 ribu kalo ga salah tahun 2002 kali ya. Karena bekas lama-lama soak dan harus saya beri karet sebagai perekat agar tetap konek, hehe. Memang Nokia hebring pisan euy, merajai pasaran saat itu π
Hihi, dulu taunya cuma nokia.
Hahahhaha sumpah ngakaaaaak. π π Norak kita yah dulu? π
Makasih ya mak udah ikutan GA aku :))
Hihi.. sama2 mak π