Meredakan Demam

Sore itu Nurul bangun dengan badan agak hangat. Kupikir biasa, namanya baru bangun badan anak-anak biasa hangat. Satu jam kemudian badannya panas, dan Nurul lesu. Langsung kupasang termometer di ketiaknya. Nurul sering melepaskan temometer kalau sedang diperiksa, tidak suka dengan benda dingin di ketiaknya, jadi aku mengajaknya bicara sampai terdengar bunyi pengukuran suhu selesai. 38,3 dc. Kaget aku. Padahal tadi baik-baik saja.

Nurul punya obat parasetamol drop di rumah. Tapi kata DSAnya kalau sudah dibuka, obat itu hanya bertahan maksimal 1 bulan. Lewat 1 bulan obatnya sudah kadaluwarsa. Obatnya sudah lama. Jadi beli obat baru ke apotik. Ayah Nurul masih kerja, pulangnya malam. Langsung kakek Nurul ke apotik, beli obat penurun panas.

Merk Parasetamol dari DSA Nurul

Aku memanaskan air dan mengisi bak mandi Nurul hingga airnya hangat. Aku dan adikku memegang Nurul yang asyik berendam. Lipatan badannya disiram-siram sampai panasnya hilang. Setelah beberapa menit, Nurul keluar dari bak mandi dan suhunya sudah 37,6 dc. Alhamdulillah..

Anak panas harus banyak minum. Di rumah ada air zamzam. Air terbaik ini bisa jadi obat. Nurul minum sedikit demi sedikit. Lidahnya mulai terasa dingin saat disusui. Sebelum tidur Nurul minum parset 1 ml. Lalu dia tidur dan badannya lumayan enak.

Pengetahuan ibu-ibu di sini, jangan memandikan anak kalau panas. Dulu aku juga takut memandikan bayi kalau panas. Ternyata anggapan itu tidak benar. Dokter Nurul sendiri yang menyuruh merendam bayi dalam bak mandi air hangat. Kalau dengan air dingin memang dilarang, karena panas ketemu dingin menghasilkan listrik. Panas badannya harus dikeluarkan. Kalau ketemu dingin, panasnya ngumpet. Di luar sepertinya dingin, padahal di dalam masih panas.

Kalau anak demam, kompres air hangat. Jangan air dingin apalagi air es. Itu hanya menyembunyikan panas kembali ke tubuhnya. Dan kalau demamnya sudah berhari-hari tidak turun, segera ke dokter.

Iklan